PACITAN, KOTA TERSEMBUNYI DI BALIK HUTAN

Lagi iseng-iseng buka update an status para penghuni bbm, tiba-tiba saja mataku terpaku sama update annya temen kuliahku. “yang mau ke PACITAN 100rb ping me”. PING!!!... kota yang menurutku susah dijamah kala itu. 
WP : Hahaha, pengen ya ke Pacitan…
Embun : iya e…
WP : Rencana sih pas Bulan Oktober yang sabtu nya libur.
Embun : Oke, urunan berapa?
WP: masih 100rb sih tp bisa nambah
Embun: aq ikut ya
WP: oke tak catet ya, bayar nya pas di ketemu aja.
Embun: Oke

0 komentar:

GEBYAR TAHAPAN BCA, bukan sekedar live show biasa

06.26 0 Comments

Surabaya - Sabtu Malam tanggal 29 November 2014 saya diundang dengan beberapa teman saya di Gebyar BCA yang ditayangkan secara langsung di NET TV, tema yang diangkat malam itu yaitu traditional icon. Beberapa bintang tamu artis hadir di acara itu, diantaranya Duo Maya, Gigi, Citra Scolastika, Ruth Sahanaya, dan beberapa artis ibukota lainnya. Dengan dibuka oleh tari-tarian dari Jember Carnival Festival dan presenter paling romantis Andre Taulani dan juga Gista Putri maka mulailah acara on air di Lantamal Angkatan Laut Ujung Surabaya. Sambutan dari pihak Angkatan laut serta dari pihak BCA maka resmilah dimulainya acara Gebyar BCA malam itu.

0 komentar:

Kuliner Tengah Malam yang antri di Bojonegoro

nikmatnya...
nikmatnya...
Pas mudik ke Bojonegoro, ada satu yang menjadi ganjalanq. Dulu sekitar setengah tahun yang lalu, ketika aku mengunjungi kota anglingdarma ini, si sepupu bilang kalo ada makanan yang ngantrinya kayak antri sembako gretongan. Sejenak berpikir.....hemmm...emang bojonegoro ada makanan yang bombastis :D bukan bermaksud menyindir lo ya (peace) tp setauku ndak ada tuh yg lg booming saat ini di bojonegoro. Berhubung waktu saya yang terbatas di bojonegoro akhirnya saya memutuskan lain kali aja ketika berkunjung ke bojonegoro.

0 komentar:

Yuk liburan jalan kaki di Malang

Gak harus libur jauh untuk menikmati cara agar bisa berlibur keluar kota. Gak harus nyewa mobil atau naek sepeda motor untuk berlibur keluar kota. Gak harus bingung juga mau kemana dan naek apa jika sudah sampai ke kota tujuan.

Berikut pengalaman saya bareng teman-teman art and cultural sixteen menjelajahi kota Malang selama semalam.

Kelompok ini sebenarnya terbentuk karena sama-sama menyukai wisata sejarah. Liburan semester tak luput dari serbuan kami untuk menikmati sejarah dari berbagai kota(sebenarnya belum semua kota sih), mungkin menyatukan waktu dari berbagai pemegang saham yang sangat sulit disatukan. Dan setidaknya ini liburan terakhir kami atau lebih tepatnya liburan semester terakhir kami, karna banyak diantara kami yang telah selesai menyelesaikan pendidikannya di perguruan tinggi masing-masing, dan banyak dari kami yang ingin bekerja di luar Surabaya....Yah setidaknya moment inilah yang bisa kami kenang agar nantinya cita-cita kami semua untuk menabung agar bisa berlibur ke Eropaaaaa.......

Hari Pertama

Berbekal tiket yang sudah dibeli Endah jam setengah 5 pagi kami pun berangkat menggunakan kereta ekonomi yang berharga 4rb perak, jam 7.30 seharusnya udah berangkat tapi baru setengah jam kemudian kereta dari arah Gubeng menghampiri stasiun wonokromo tempat favorit kita. Perjalanan 3 jam pun kami lalui dengan macam-macam aksi, ada yang tidur, ada yg makan, ada yg ndengerin lagu, ada yg baca buku, ada yg ngobrol sepanjang perjalanan dengan seorang bapak yg baru dikenalnya, dan akhirnya tercetuslah dari bibir Ongky, "Emang kita punya pilihan?"...hahaha.... keterpaksaan yang sungguh ironis...

0 komentar:

Foto-foto Gunung Kelud Sebelum Meletus

17.21 0 Comments

Bukit-bukit sepanjang jalanan menuju kelud

Jalanan misteri yang mempunyai medan magnet tinggi

Kiri(dulu tebing bekas gunung kelud) - kanan(anak gunung kelud) - bawah(model yang sok ngeksis :D)

penampakan model di depan anak gunung kelud yang terbentuk dari kawah

eksis :D


Jalanan menuju #kelud


tebing 90 derajat

gua cina-jalan sebelum masuk ke anak gunung kelud

sok dramatis :D

sok serem :D

inilah depan goa cina

tangga merah untuk sampai ke puncak bukit yang lain

0 komentar:

Pantai-pantai di Gunung Kidul

Setelah postingan Rute ke Pantai Gunung Kidul Yogyakarta tiba saatnya untuk membahas pantai-pantai nya. Kalo diitung ya pantai dari ujung timur ke barat banyak banget kelesss, jadinya saya cuma cerita beberapa aja ye... Tapi saran saya nih yang juga saran sang mentor mulailah dari pantai paling timur sendiri lalu ke barat, soalnya dari pengalaman yang sudah-sudah banyak bis-bis wisata yang memulai perjalanan dari barat ke timur dan itu macetnya minta ampun. Kalo dari peta pantai paling timur Gunung Kidul yaitu Pantai Sadeng dan pantai paling barat Gunung Kidul yaitu Pantai Parang Endog, karena keterbatasan waktu saran dari mentor yaitu ambil Pantai Jogan sampai ke Pantai Baron, tapi karena rasa penasaran saya yang begitu amat sangat tinggi sekaleee maka saya ambil Pantai Wediombo.

Dari kota Wonosari kearah selatan bertemulah dengan jalanan yang hanya muat 2 mobil ngepres, dan ada cabang jalan yang kalo lurus kearah pantai baron sedangkan kalo ke kiri ke Pantai Wediombo. Masih ingat kan panduan jalan? nah ini harus dipraktekkan sob... Karena mental kita benar-benar diuji disini. Perjalanan ke Pantai Wediombo memang tergolong jauh dan jalan yang dilewati pun aduhai semlohai. 

Pantai-pantai di Gunung Kidul
1. Pantai Wediombo
2. Pantai Siung
3. Pantai Jogan
4. Pantai Pok Tunggal
5. Pantai Indriyanti/ Pulang Sawal
6. Pantai Sundak
7. Pantai Krakal
8. Pantai Drini
9. Pantai Sepanjang
10. Pantai Kukup
11. Pantai Baron

Kalo suruh milih mana yang paling keren pantainya? itu jawaban yang subyektif yaaa... Kalo teman perjalanan saya lebih memilih pantai Indriyanti, kalo saya sih lebih memilih Pantai Siung. Akan saya bahas satu persatu ya satu pantai satu postingan tapi ada yang gabung ya, karena informasi yang saya dapatkan hanya berupa gambar saja :D see u...

0 komentar:

Rute ke Pantai Gunung Kidul Yogyakarta

00.11 0 Comments

Mirip kan...
Ssstt...yg merasa ngacung :D

ahihihi....lama juga gak update blog... 24 jam bukan waktu yang lama buat seharian. Andaikan sehari ada 30 jam, ah sudahlah...Tuhan maha adil. Pergi pagi pulang petang, dan akhirnya si blog ini jadi laptop jaken alias jarang diteken.

Akhir bulan Maret di tahun 2014 saya memutuskan untuk pergi ke daerah Jogja, karna bosen sama suasana Malioboro dan sekitarnya akhirnya tercetuslah ide nyasar ke Gunung Kidul. Butuh nyali yang kuat buat kesini, pertama karna solo traveller, kedua saya gak tau tempat alias mengandalkan google map. Setelah brosing sana sini, eh keinget ada temen saya yang pernah jalan2 kemari, sebut saja namanya polenk. Oke dia disini saya anggap mentor ya, karna rumahnya yang gak terlalu jauh dari rumah saya akhirnya si mentor pun ikut2an dalam jaminan ke ibu saya kalau terjadi apa2 sama saya,hehehe...

Mulai dari whatsapp sampe ketemu langsung saya pun bertanya secara detail trek yang akan saya lalui. Dari google map sing keliatannya segitu2 doank tapi behhh kalau dijalanin kaku2 deh nih tangan.

Bekal yang wajib dibawa :
1. Info sebanyak-banyaknya
2. Peta manual (dipastikan disepanjang pantai Gunung Kidul tidak ada sinyal)
3. Teman lokal
4. Makanan+minuman(wajib kalo minuman)
5. Kacamata (panas banget euy...)
6. Baju ganti.
7. Kalau rombongan tentukan titik temunya, banyak kejadian orang terpisah dari rombongan karna tak ada sinyal.
8. Kamera + tripod(bagi yang solo traveller)
9. Duit receh

Karna sekarang pemerintah Gunung Kidul sudah banyak memasang plang plang penunjuk jalan jadi panduan jalannya, lihat peta, temukan plang selanjutnya, bertanya jika ada simpangan yang tak ada plangnya, berdoa kepada Tuhan YME, hehehe...

Sesuai alur dari sang mentor, maka ambillah pantai yang paling jauh, karena menurut perhitungan ramalan dari sang mentor, kalau pulangnya malem maka paling gak jalurnya sudah mendekati daerah yang ada penduduknya. Sebenernya pantai terjauh di sepanjang Gunung Kidul yaitu Pantai Sadeng, tapi karna jauhnya mendekati Jawa Timur makanya saya ambil start dari Pantai Wediombo dan berakhir di Pantai Baron dan lanjut di Goa Kalisuci. Untungnya saya mendapatkan teman asli Klaten menemani perjalanan saya, ini juga disaranin sama mentor gara2 medan yang cukup melelahkan dan sekaligus untuk temen nggremeng2 alias ngomong2.
c059cd387842452f90a6119c05c2084b_img_1165

Berangkat dari jam 6 pagi dari Jl. Wonosari meluncurkanlah kita ke pusat kota Wonosari, cukup lurus aja ke arah Timur. Disarankan jangan start siang2, karena tempat yang kita singgahi terhitung banyak. Dari pusat kota Wonosari ada perempatan menuju jalanan Pantai Baron, kalau dari arah Yogyakarta maka belok kanan. Disini nih jalanan mulai heboh, selain jalanan yang cukup dilalui 2 mobil mefet, liuk-liuk jalanan mengalahkan body si Julia Perez. Apalagi banyak jalanan naik turun membuat jantung ini tak berhenti untuk berdetak. Mending kalau kesini naek motor aja, kalau gak punya kenalan orang lokal, banyak juga sewa motor harian di Jogja. Tak jarang saya yang tak lihai dengan medan ini, nyrempet2 pagar pembatas jalan yang langsung berbatasan dengan bukit2 dan jurang2. Kalau ada pertigaan jangan lupa belok kiri, ada plang nya kok(inget panduan jalan pada paragraf ke 4 :D).

Satu yang harus kalian miliki, jangan mikir "kok gak nyampe2 ya tempatnya". Karena dibalik kesusahan pasti ada kepuasan yang terpendam,hehehe... So, jangan tanya gimana perasaan saya disaat motor ini berasa lama jalan tapi gak ketemu2 pantainya. Jangankan pantainya, bau2nya aja gak kebau sama sekali. Jadi jawabannyaaa kembali ke panduan jalan pada paragraf ke 4 :D
bersambung....

0 komentar:

Teluk Hijau, pantai tersembunyi yang menawan

Tempat ini merupakan salah satu kawasan yang baru saja dibuka oleh kabupaten Banyuwangi. Sebenarnya sebelum sampai ke Teluk Hijau anda akan dimanjakan oleh deretan pohon jati dan lobang-lobang jalan yang berlumpur dan berbatu. Perjalanan yang membutuhkan waktu 3 jam dari pusat kota Banyuwangi membuat anda bisa beristirahat sejenak di kendaraan.

Ketika mobil tropper berhenti, saya mengira kita sudah sampai ke tempat itu. Alamakkk....masak ya ini Teluk Hijau...Deretan kapal nelayan hanyak menjadi pemandangan pertama saya. Batinku pun terus bertanya tanya, mana nih Teluk Hijau yang dibilang indah nan mempesona. Guratan wajahkupun sepertinya tertangkap oleh teman sekaligus pemandu saya.

"Ini bukan Teluk Hijau, Teluk Hijau masih ada dibalik-balik bukit itu", kata Mas Ivan seraya menunjuk bukit-bukit yang sepertinya tak ada tanda-tanda teluknya apalagi pantainya. Dengan tenang mas Ivan menjelaskan kalau ke sana(Teluk Hijau) ada dua alternatif, lewat jalan darat dan naik kapal. Karena sangat penasaran sayapun bertanya, "Mas kalau naik kapal biayanya berapa, kalau pakai jalan darat berapa lama". "Kalau naik kapal biayanya sekitar 35rb, kalau lewat jalan darat cuma 1 km dari titik poin diatas, tapi kalau lewat jalan darat lama perjalanan 1 jam".
"1 jam 1 km mas????"
"Soalnya pemandangan jalan darat bagus banget, jadi bakal lama solanya banyak berhenti gara-gara poto-poto"

Sedikit agak ragu atas keterangan yang diberikan Mas Ivan, tapi semua kutepis melihat semangat teman-teman yang lain yang bersemangat untuk berjalan. "Nanti pulangnya naik kapal aja ya, soalnya pasti capek habis perjalanan darat, jangan lupa bawa kresek buat tempat tas biar gak kenak ombak laut", mas Ivan pun mengingatkan rombongan kami untuk lebih banyak bersiap. Untuk kesini sebaiknya memakai guide lokal, karena biayanya sepaket dengan konsumsi selama di Teluk Hijau.

Troper kami pun bergerak menuju titik poin yang telah ditentukan. Banyak juga para wisatawan lokal yang memakai sepeda motor, tapi bisa dipastikan banyak berhenti dan menuntun karena memang medannya yang tak mulus. Masyarakat sekitarpun banyak berlalu lalang mebawa kayu-kayu bakar serta hasil-hasil bumi untuk dijajakan di pasar. Disepanjang perjalanan, Paijo teman perjalanan kami pun menuturkan diatas bukit itu masih ada sekolah lho, tapi sekolahnya cuma seminggu dua kali, yah...mungkin karena medannya yang kurang bersahabat membuat para pengajarpun susah sampai ke sekolah setiap hari. 

Tak beberapa lama plang penunjuk jalan terpampang di sudut jalan. Dan dengan girang sayapun melangkah dengan girang. Satu kilometer kan gak jauh, batinku. Semula jalanan yang datar dan terlihat muluspun makin lama makin habis dan berganti dengan jalanan berlumpur dan terjal. Arghhhhh.....jalanannya jelekkkkk bingittttttt......Karena perawakanku yang tak langsing ini pun membuatku kesulitan untuk menerobos lumpur-lumpur yang lengket di kaki. Tapi ternyata bukan itu yang membuatku kesulitan, temanku yang super duper langsing aja masih kesusahan menembus lumpur-lumpur terjal. Sial, mas Ivan bohong sama akuuuu......
Dengan ngos-ngosan akupun berusaha berjalan sedikit demi sedikit agar cepat sampai di tempat tujuan. Untung bapak Pemandu membantuku membawakan sandal serta tasku.
"Masih lamakah pak?", tanyaku
"Dibalik bukit itu", Pak Guide menunjuk bukit berpohon.
Haahhhh...dibalik bukit lagiiii.....hatikupun dongkol setengah mati.
Jalanan menuju Teluk Hijau
Jalanan yang berlumpur itu pun berganti dengan jalan berbatu-batu besar. "Ini namanya Teluk Damai", Paijo pun berkata padaku. Okelah okelah Teluk Damai, lah mana yang Teluk Hijau. Sekali lagi kulemparkan pertanyaan pada Pak Guide, "masih lama kah pakk?". "Sebentar lagi mbak, semangat yaaaa, itung-itung ngurangi lemak". Haishhh...nih Pak Guide sudah senggol-senggol fisik deh bicaranya.
Teluk Damai


Tiba-tiba medan yang kita tempuh datar dan tak susah sama sekali. Nafasku yang mulai lari-lari gak karuan mulai tertata. Huuuhhhh untunglah sudah agak gampang jalannya. Tiba-tiba Mas Surya berteriak kencang, "its so beautifulllll". Karena penasaran akupun sedikit agak berlari untuk menghampiri mas Surya. Dan sampailah kita ke Teluk Hijau. Dan inilah penampakan Teluk Hijau

Teluk Hijau
photo by: zakiah hasmawaty

photo by: zakiah hasmawaty

photo by: zakiah hasmawaty

photo by: zakiah hasmawaty


photo by : candra ponco


Pasir putih yang hangat..........
Air Laut yang hijau.......
Karang-karang yang artistik..........
Air terjun tawar yang mempesona.......
Pepohonan hijau.........
Ombak laut yang seksi..........

"Mas Ivaaaannnnnnnnnnn...........", kusorotkan mataku pada pemuda tambun yang katanya tadi perjalanan daratnya gak jauh, "katanya cuma 1 kilometer masss, trus jalannya cuma turun biasa gituuu, la tapi itu jalannya hadeuhhh..penuh perjuangannn sekaleeee....", kulampiaskan kekesalanku padanya. "Kalo gak dibohongi gitu kamu gak bakal dapat pengalaman yg berharga kan?", senyum-senyum kemenangan tergambar dr wajahnya. Huhhhh... iya sih pengalaman ini tak bisa tergantikan oleh apapun, dan terbayarkan oleh indahnya Pantai Hijau.

Kurebahkan badanku yg sudah mulai kehabisan tenaga di pasir putih itu, kupenjamkan mata sejenak, kunikmati alam yang tak kuperoleh sebelumnya. Ahh......indahnya ciptaan Tuhan ini. Tak berapa lama kamipun dipanggil untuk menikmati konsumsi yang diberikan oleh Pak Guide sambil menikmati ombak. Sekotak nasi yang dengan sebungkus soup dan juga ikan bakar yang baru saja dibakar. Tak lupa minumnya sebuah degan utuh yang membuat ku berangan-angan "kayak di pilem-pilem yah",hehehehe....

Karena cuaca yang mulai gerimis kamipun bergegas pulang dengan naik kapal yang sudah standby. Memang tidak capek sih, tapi deburan ombak Laut Selatan membuat hati ini berkali-kali berdegub kencang. Karang-karang berongga yang terkikis air laut membuat kami semua terpana melihatnya. Rasanya ingin sekali bermalam di Teluk Hijau.

0 komentar:

Sisi Lain Kota Surabaya

Jika kamu mengatakan bahwa Surabaya adalah kota Metropolitan, gak ada yang salah dengan ucapan itu. Yup, tak bisa dipungkiri Surabaya merupakan kota terbesar kedua setelah Jakarta. Dengan kepadatan penduduk dan segala macam problematika yang terjadi tetapi kota ini menjadi kota yang tak terpisahkan dari kehidupan pribadi saya. Semasa kecil saya memang sudah tinggal di Surabaya, bahkan orang tua sayapun sudah tinggal di Surabaya saat masih bujangnya. Dilahirkan dan tumbuh di kota Surabaya membuat kepribadian saya menjadi kokoh tak tertandingkan(kayak iklan ya,hahaha....).

Tetapi hingar bingar kota metropolitan itu seketika lenyap dari pandangan saya takkala pada saat saya mengunjungi Surabaya bagian Barat.Karna bagian dari salah satu mencari nafkah, mau tak mau saya menyusuri daerah Barat, taukah anda daerah Jurang Kuping, Benowo, Alas Malang, Sumur Welut? kalo anda penduduk situ sih jawabannya pasti tau, begitu juga kalo kalian liat map ya pasti jawabannya juga tau, atau pernah denger dari orang-orang, kalo yang ini pasti jawabannya "kayak pernah denger ya"...hehehe...

db6b3b5337b40acd1cb54a8114bd3175_dsc00673
Nah ternyata kehidupan disini bagaikan suasana pedesaan yang masih hangat. Sawah-sawah yang luas, dengkuran jangkrik di malam hari, peternak sapi yang masih menggembalakan di jalan raya, jalanan yang naik turun bukit, bahkan aroma tungku pembakaran kayu menjadi bau khas di sepanjang perjalanan tugas saya. Ahhhh....saya rindu suasana kedamaian itu. Ya karna saya tidak pernah merasakan mudik, jadi pengen rasanya menikmati kedamaian di antara hiruk pikuk kota Surabaya.
7f00f6105185c0c4b4a7fe567e25fff3_dsc00675
Dan ternyata gak usah jauh-jauh lah ke mencari kesejukan dan kedamaian ala aura pedesaan, cukuplah berjalan-jalan di Surabaya Barat. Walaupun banyak juga pemandangan kontras pembangunan perumahan elit di Surabaya Barat. Cukuplah untuk mengobati sakit hati saya karna gak bisa mudik :D
f25e4ed1ac7c574babefeedc408c8ecd_img00393-20130420-1506
ce5fadb62f13c8826b0afcd21100323e_dsc00679

0 komentar: