Bagaimana jalur pendakian di Gunung Lawu untuk pemula, True Story (1)
Gunung yang satu ini tergolong gunung yang mempunyai tingkat
kemistikan paling tinggi versi para pendaki senior. Banyak cerita mistis yang
terlontar di kalangan para pendaki, diantaranya banyak gagalnya para pendaki
untuk ke sini karena didatangi kakek-kakek yang mengatakan ada upacara sesepuh
di puncak Gunung Lawu. Disini juga banyak peziarah yang datang pada
tanggal-tanggal tertentu di penanggalan Jawa. Walaupun gunung ini berada pada
ketinggian lebih dari 3000 mdpl, tapi banyak para pemula yang belajar mendaki
pada gunung ini termasuk saya.
Berikut rute yang bisa jadi panduan kamu bagi pemula untuk
sampai ke Puncak Gunung Lawu. Rute transportasi dari Surabaya ke Gunung Lawu
yaitu naik bisa eka/mira turun di Terminal Maospati, dari terminal maospati
jika kamu beruntung kamu bisa langsung menemukan elf ke cemoro sewu, tapi jika
tidak beruntung bisa ambil bis kecil kearah Magetan dan oper elf ke Sarangan,
nanti ditengah perjalanan nego dengan sopirnya untuk mengantarkan langsung ke
cemoro sewu atau cemoro kandang yang jaraknya tidak terlalu jauh antara cemoro
sewu dan cemoro kandang
Cemoro Kandang
Bagi pemula saya sarankan untuk memulai pendakian dari
Cemoro Kandang, walaupun jalurnya bisa dibilang lebih panjang dari Cemoro Sewu
tapi tingkat kemiringan bisa dibilang masih aman dibandingkan dengan melewati
Cemoro Sewu. Jika kamu ingin turun lewat Cemoro Sewu diperbolehkan asalkan kamu
dalam keadaan tidak capek. Kalau untuk waktu perjalanan tiap-tiap orang mempunyai
kapasitas waktu sendiri-sendiri. Ditambah dengan waktu istirahat yang dimiliki
masing-masing orang yang berbeda.
Pos 1 Cemoro Kandang
Trek yang dilalui antara basecamp dan Pos 1 banyak ditumbuhi
pohon-pohon tinggi dan ladang-ladang. Jarak yang ditempuh sekitar 2-3 km,
dengan tingkat kemiringan yang tidak terlalu miring. Kalau waktu mungkin
tiap-tiap orang berbeda ya, sekitar 1-2 jam an lah. Pos 1 sendiri sudah berupa
bangunan semi permanen yang bisa dibuat berteduh didalamnya. Sayapun setim
dengan teman baru yang kami kenal di terminal Maospati.
Pos 2 Cemoro Kandang
Setelah beristirahat agak lama, perjalanan dilanjutkan ke
pos 2, jalur yang ditempuh ke pos 2 ini agak luamayan panjang dan agak lama,
karena saya termasuk tipe-tipe yang gak mau capek, hehehe… sungguh saya sangat
menikmati perjalanan ini. Karena saya memulai pendakian pada jam 3 sore. Jadi
sampai ke pos 2 sudah mulai gelap. Jarak tempuh mungkin sekitar kira-kira 3-5
km dengan estimasi waktu mungkin sekitar 2-4 jam an lah kalau saya. Lama? Sudah
pasti. Beruntunglah saya ditemeni teman seperjalanan yang suaranya kayak radio
rusak. On terus brayyyyy…..ada saja topik pembicaraan yang terlontar.
Seharusnya jalurnya melingkar seperti huruf S tapi kadang-kadang para pendaki
sering membuat jalur kompas untuk menghemat waktu. Untungnya jalur kompasnya
tidak terlalu terjal jadinya masih dirasa aman buat yang memulai pendakian.
Untuk pos nya sendiri terdiri dari bangunan beratap yang sudah lapuk dimakan
jaman. Beberapa pendaki ada yang bermalam disini, karena cukuplah untuk
menampung 2-5 tenda kecil.
Pos 3 Cemoro Kandang
Saat itu saya dan temen saya dan beberapa temen yang baru
saya kenal memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke pos 3. Sungguh sangat
berhati-hati melewati jalur ini, walaupun tipikal jalannya landai tapi sisi
kiri adalah jurang, jadi kita berjalan menyisir pinggiran bukit
hingga sekitar 2 km, lalu jalanan mulai beranjak naik memutar seperti huruf S.
Awas banyak cabang jalan yang membuat kamu memutuskan untuk memotong jalur
disini. Saya pun juga melakukan itu. Untuk mencapai puncak bukit yang merupakan
pos 3 saya memilih jalur yang langsung menanjak naik, apalagi pada waktu itu
malam hari hanya saya yang tertinggal berdua dengan teman saya yang sama-sama
tidak tahu jalan
(noted : jika kamu
termasuk pendaki pemula yang belum tau medan, saya sarankan wajib berjalan
bersama dengan orang yang pernah mendaki gunung tersebut sebelumnya), saya
memutuskan untuk langsung naik jalanan dengan kemiringan 45 derajat. Dan
hasilnya saya kehabisan tenaga di tengah-tengah perjalanan, apalagi cuaca yang
sangat dingin membuat badan ini serasa drop. Ditengah-tengah perjalanan
untungnya saya bertemu dengan pendaki lain, dan saya menitipkan pesan jika
sampai ke pos 3 minta tolong untuk salah satu tim saya turun membantu temannya.
Jam menunjukkan pukul 10 malam. Setengah jam kemudian bantuan pun datang. Saya
yang hampir drop mulai berseri-berseri melihat salah satu teman saya datang.
Akhirnya pun kami bertiga berjalan sangat pelan hingga sampai ke pos 3. Pos 3
sendiri mempunyai bangunan permanen dengan lahan yang cukup luas untuk beberapa
tenda. Tapi sayangnya kami kesana pada waktu musim long weekend, jadi banyak
dari beberapa pendaki yang tidak bisa membuat tenda dan terpaksa tidur
beratapkan langit. Tim saya yang berjumlah 8 orang terpaksa tidur bergantian satu
tenda.
 |
Lihat kanan atas, pendaki yang beratapkan langit |
 |
Sumber Air di Pos 3 Cemoro Kandang |
|
Pos 4 Cemoro Kandang
Haripun berganti menjadi pagi, badan sudah mulai membaik.
Ternyata tidak jauh dari Pos 3 ada sumber mata air yang bisa kamu manfaatkan
untuk mengisi perbekalan. Kamipun tidak melewatkan untuk memasak perbekalan
kita hingga cukup membuat tenaga kita on kembali. Karena banyak dari kita yang
sudah mulai fit, perjalanan ke pos 4 lebih lancar dari biasanya. Seusai makan
bersama dan beres-beres kamipun berjalan santai hingga pos 4. Jalanan yang
dilalui hampir sama berkelok-kelok membentuk huruf S dan banyak persimpangan
jalan yang memotong jalur dengan kemiringan lumayan. Tapi kami lebih memilih
untuk mengikuti jalur S dan sampai ke pos 4 dengan sekitar waktu 2-3 jam an.
Pos 4 sendiri terletak di tanah yang sangat datar yang bisa di buat banyak
tenda.
Pos 5 – Puncak Hargodumilah
Jalur yang dilalui semakin mudah, banyak jalanan menurun
hingga sampai dipersimpangan jalan, disini ada tanda untuk menuju puncak
hargodumilah. Jalanan menuju puncak memiliki kemiringan sekitar 45 derajat,
dengan estimasi waktu setengah jam-1 jam kamu bisa sampai. Dan taraaa, akhirnya
puncak tertinggi Gunung Lawu ditandai dengan tugu menjulang berwarna hitam.
 |
Temen dari Surabaya |
 |
Temen baru kenal tapi setim dalam perjalanan |
Jangan sombong ketika kamu berhasil sampai ke puncak, karena
diatas langit masih ada langit. Estimasi waktu yang saya jabarkan tentu berbeda
satu dengan yang lainnya. Banyak yang bilang kalau perjalanan ke puncak hanya
memakan waktu 7-9 jam, gak salah memang kalau kamu termasuk yang sudah berpengalaman
mendaki gunung. Tapi disini yang terpenting berangkat selamat pulang pun harus
selamat. Jadi jangan kapok naik gunung lagi walaupun jalan mu mendaki termasuk
paling lama diantara teman-temanmu.
Postingan berikutnya adalah jalur turun melalui cemoro sewu
disini
0 komentar: