Bagaimana jalur pendakian di Gunung Lawu untuk pemula, True Story (2)

Setelah saya membahas jalur naik melalui cemoro kandang, sayapun memilih jalur cemoro sewu untuk rute turun. Jalanan turun pun tidak semudah dibayangkan. Jalanan berbatu yang berundak-undak membuat kamu harus lebih ekstra waspada dari biasanya. Kamipun memecah rombongan menjadi dua di Warung Mbok Yem, Warung yang katanya tertinggi di Pulau Jawa. Satu-satunya warung yang berada hampir mendekati Puncak Hargodumilah. Denger-denger dari mbok yang berjualan pecel pada pagi hari, untuk asistennya sendiri dibayar 250rb untuk sekali jalan pp. 


Pos 4 Cemoro Sewu
jalur yang dilalui sedikit menanjak tapi overall banyak yang landai hingga sampai Pos 4. Pembeda antara cemoro sewu dan cemoro kandang yaitu jalur dari cemoro sewu banyak berdiri warung semi permanen yang biasa dipake para pendaki untuk tempat menginap. Selain itu disini terdapat sumber air yang tak kalah beken yaitu sendang drajat. Karena di warung Mbok Yem kehabisan stok makanan karena waktu sudah menunjukkan pukul 3 sore, kamipun mencari makanan di warung lain yang berada di pos 4. Kalau saya sendiri melihatnya tidak seperti gunung pada umumnya, banyak sekali warung disini dijehhh…berbeda jauh dengan jalur melewati cemoro kandang.

Pos 3 Cemoro Sewu
Jalur Pos 4 ke pos 3 cemoro sewu sudah mulai agak tegang, tegang antara takut batunya ambrol atau kaki yang terkilir. Sungguh curam sangat(versi saya). Saya tidak bisa membayangkan jika ini dimasukkan didalam jalur pendakian, bisa dibayangkan bagaimana susahnya saya mendaki buat saya yang bertubuh gemuk. Untungnya jalur ini tidak panjang mungkin sekitar 1 jam untuk jalur turun, kalau jalur naik? Jangan ditanya deh, kalau saya jawabnya susyah banget :D. Pos nya sendiri sudah ada bangunan permanen dan beberapa berupa tanah lapang yang bisa dimanfaatkan untuk mendirikan tenda.

Pos 2 Cemoro Sewu
Hampir sama treknya yaitu batu besar berundak-undak dan butuh konsentrasi tingkat dewa karena salah itungan sedikit kaki bisa terkilir. Disini juga mempunyai pos dengan bangunan permanen dan memiliki tanah lapang yang bisa dimanfaatkan untuk mendirikan tenda. Sama dengan pos sebelumnya hanya butuh waktu satu jam turun untuk sampai ke pos ini.

Pos 1 Cemoro Sewu
Jalur ini lumayan panjang dan banyak sekali wangi-wangian entah darimana itu, yang jelas banyak batuan besar pake banget disepanjang jalur ini. Saya disini hampir drop karena mungkin fisik saya sudah sangat lelah dan masuk angin. Karena saya bersama dengan orang-orang yang memiliki fisik otot kawat tulang baja saya pun memaksakan alur mereka untuk jalan, apalagi hari sudah mulai gelap dan wangi-wangian yang sangat menusuk hidung. Saya akui saya salah, tak seharusnya kalian yang baru belajar mendaki apalagi cewek untuk tidak berkata stop pada teman-teman seperjalanan kamu. Gak usah jaim lah say….. Saya yakin teman kamu akan berhenti untuk sekedar memastikan kamu baik-baik saja. Itulah kenapa menyukai teman-teman yang suka dengan gunung. Karena kamu bakal ketemu orang-orang yang tulus yang mau membantu teman yang lainnya padahal kadang kita tak saling kenal. Inget ya gunung untuk pendakian bukan gunung wisata yang lagi ngehits. Disini pun saya berpisah dengan teman saya yang besoknya harus masuk kerja. Jadi satu teman saya langsung turun ke basecamp dan melanjutkan perjalanan ke Surabaya. Sedangkan saya stay di pos ini karena fisik saya yang kelelahan ditambah saya memiliki libur yang agak panjang, bolehlah menikmati pagi dijalur cemoro sewu.


Kamipun mendirikan tenda disebelah tenda yang pagi hari baru kami kenal berasal dari Bandung. Karena stok makanan dan minuman kami habis, kami harus menahan rasa lapar dan haus ini. Untungnya masih ada stok mie mentah yang bisa kami makan. Makan mie mentah mengingatkan saya ketika saya ke Ranukumbolo. Demi mengganjal perut yang keroncongan ini tak apalah buat tenaga turun kebawah. Tak seberapa lama ada ibu-ibu penjual makanan lewat, wihhhh…serasa surga dunia. Sayapun baru tau kalau pagi hari banyak ibu-ibu memikul gendongan yang menjajakan nasi pecel, gorengan dan air minum. Setelah puas makan akhirnya kamipun berjalan berempat dengan teman baru kami. Tak lama kemudian kami menemukan sumber air yang baru saya tau namanya sumber panguripan.


Saya yakin rencana Tuhan lebih indah daripada rencana saya.
Saya juga yakin bukan tanpa alasan saya dipertemukan dengan orang baru dalam kehidupan saya. 

Dan pada akhirnya saya menyelesaikan perjalanan saya hingga ke basecamp cemoro sewu, dan lapor kembali ke basecamp semoro kandang dan mengambil KTP.

Jalur transportasi dari Gunung Lawu/ cemoro kandang ke Surabaya bisa 2 alternatif yaitu naik elf ke Solo atau ke Magetan lalu naik bis eka/mira/sugeng rahayu/dll, sebaiknya kamu pintar nego dengan sopir elf, range harga elf sekitar 25-35ribu tergantung banyak sedikitnya penumpang.

So, kapan kamu naik gunung bareng saya? :D

Penyuka siomay’, penyuka kwetiaw, penyuka green tea dan tiba-tiba suka berpergian’hanya untuk menikmati alam’

2 komentar: